BAHAN BAKAR APA YANG COCOK UNTUK KARIMUN KITA
Sering sekali pertanyaan ini muncul dalam diskusi di
forum2, baik online maupun offline, di kalangan KCI. Artikel ini akan
mencoba memberikan pemahaman secara teknis untuk temen2 pengguna
Karimun.
Jawaban yang paling mudah adalah, gunakan BBM sesuai dengan
spesifikasi mesin. Nah, spesifikasi mesin seperti apa yang harus
dilihat, dan teorinya bagaimana?
Seperti diketahui, cara kerja mesin bakar bensin adalah
dengan memampatkan campuran BBM dan udara di dalam ruang bakar oleh
pergerakan piston ke atas, kemudian campuran bertekanan ini dibakar
melalui busi. Ledakan hasil pembakaran ini akan mendorong kembali piston
ke bawah yang pada akhirnya akan menghasilkan tenaga/torsi untuk
memutar poros engkol
Posisi piston pada saat berada di paling bawah disebut
Bottom Dead Center (BDC), atau Titik Mati Bawah (TMB). Sedangkan posisi
piston saat berada di paling atas disebut TDC (Top Dead Center), atau
Titik Mati Atas (TMA). Perbedaan kompresi/tekanan dalam ruang bakar
antara ketika piston berada di posisi TMB dan TMA ini yang disebut
sebagai Rasio Kompresi (Compression Ratio/CR). Lihat gambar ilustrasi
mengenai posisi piston di TMB dan TMA.
Nah, spesifikasi CR ini lah yang digunakan sebagai
parameter penentu bahan bakar apa yang cocok bagi mesin kita. Dalam
gambar terlihat bahwa makin tinggi CR akan membutuhkan BBM dengan nilai
oktan lebih tinggi pula.
Perbandingan / Rasio Kompresi Saat Piston di Posisi terbawah (Bottom Dead Center atau Titik Mati Bawah / TMB) dan di posisi teratas (Top Dead Center atau Titik Mati Atas / TMA) |
Sehingga bila kita terapkan pada kendaraan Karimun kita, maka dapat dijelaskan bahwa :
- Karimun Kotak (dengan CR = 8,8:1), hanya membutuhkan BBM jenis Premium (RON 88)
- Karimun Estilo (dengan CR = 10:1), lebih baik menggunakan BBM jenis Pertalite (RON 90)
- Karimun New Estilo dan WagonR (dengan CR = 11:1), akan lebih optimal dengan menggunakan BBM jenis Pertamax (RON 92)
Korelasi Rasio Kompresi Mesin dari Berbagai Jenis Karimun dan Oktan dari BBM yang Dibutuhkan |
BAGAIMANA BILA MENGGUNAKAN BBM DENGAN OKTAN LEBIH RENDAH DARI SPESIFIKASI?
Seperti diketahui, BBM dengan nilai oktan lebih rendah
memiliki titik bakar yang lebih rendah pula, dalam arti LEBIH MUDAH
TERBAKAR, dibandingkan BBM dengan nilai oktan yang lebih tinggi. Ya,
jangan bingung. Premium memang lebih mudah terbakar dibandingkan
Pertamax.
Bila misalnya mesin dengan spesifikasi CR tinggi dan
spesifikasi oktan BBM juga tinggi (misalnya) RON 92, dan diisi dengan
BBM yang memiliki RON 88, maka yang akan terjadi adalah ketika piston
sedang dalam langkah pemampatan (bergerak ke atas) maka tekanan dan suhu
yang terbentuk di dalam ruang bakar bisa membakar sendiri BBM (karena
oktannya rendah sehingga lebih mudah terbakar) bahkan sebelum piston
mencapai TMA dan disulut pembakarannya oleh busi. Kejadian BBM terbakar
sebelum mencapai TMA ini akan menimbulkan ledakan yang tentunya akan
mendorong piston kembali ke bawah pada saat piston dalam perjalanan ke
arah atas karena didorong oleh poros engkol. Ledakan ini akan
menyebabkan piston bergetar hebat. Gejala ini yang disebut sebagai
‘knocking’, atau yang kita kenal sebagai ‘ngelitik’. Dalam jangka
panjang, gejala ngelitik ini bisa merusak piston.
LALU BAGAIMANA BILA MENGGUNAKAN BBM DENGAN OKTAN LEBIH TINGGI DARI SPESIFIKASI?
Ada anggapan bahwa menggunakan BBM dengan oktan lebih
tinggi akan lebih baik. Secara teori sebetulnya tidak. Seperti
dijelaskan di atas, bahwa BBM dengan oktan lebih tinggi akan memiliki
titik bakar lebih tinggi, alias butuh temperatur dan/atau kompresi lebih
besar untuk dapat terbakar dengan sempurna. Pendekatan lain adalah
dengan menyulut pembakaran lebih awal, daripada menggunakan BBM dengan
oktan yang lebih rendah. Oleh karena itu, bila menggunakan BBM dengan
oktan yang lebih tinggi dari spesifikasi, akan lebih optimal bila
sudut/waktu pengapian DIMAJUKAN (advanced) lebih awal.
Namun memang harus diakui, bahwa BBM dengan oktan tinggi (misalnya Pertamax dan Pertamax Plus), mempunyai tambahan zat aditif yang berfungsi sebagai ‘detergent’ yaitu senyawa pembersih, sehingga akan membantu membersihkan kerak2 hasil pembakaran di ruang bakar. Secara umum, ruang bakar yang bersih akan membuat pembakaran lebih baik.
Namun memang harus diakui, bahwa BBM dengan oktan tinggi (misalnya Pertamax dan Pertamax Plus), mempunyai tambahan zat aditif yang berfungsi sebagai ‘detergent’ yaitu senyawa pembersih, sehingga akan membantu membersihkan kerak2 hasil pembakaran di ruang bakar. Secara umum, ruang bakar yang bersih akan membuat pembakaran lebih baik.
Demikian sekilas penjelasan mengenai cara pemilihan BBM
yang tepat untuk kendaraan kita. Semoga bisa menambah wawasan kita dalam
hal teknis otomotif.
Salam Small Car Big Fun…
Pujiyono Wahyuhadi
KCI-1025
KCT-008
KCI-1025
KCT-008