Indahnya Bangka Belitung

Indahnya Bangka Belitung
Tampilkan postingan dengan label WISATA BANGKA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label WISATA BANGKA. Tampilkan semua postingan

Senin, 30 Januari 2017

TOURING KC BABEL KE BASEL

Babelpos.co / BANGKA SELATAN– Komunitas Karimun Club (KC) Bangka Belitung kembali menggelar touring. Kali ini, diawal tahun 2017 sedikitnya delapan karimuners mengunjungi wisata yang ada di Toboali Kabupaten Bangka Selatan, Sabtu (28/1) lalu.
Mengambil start di depan showroom PT Jagorawi Motor (JM) sekitar pukul 09.00 Wib, Jalan-jalan Karimun (JJK) ini langsung di pimpin Sekretaris KCB, Om Andri. Ikut dalam mini touring kali ini anggota KC BABEL dari Belinyu dan Sungailiat.
Awalnya, dua karimuners dari Muntok Kabupaten Bangka Barat yakni Om Erwin dan Om Ono akan ikut bergabung dalam JJK ini. Hanya saja lantaran akses Mentok-Pangkalpinang terputus karena terjangan banjir, maka mereka tak bisa hadir.
Meski sempat diguyur hujan, namun tak menyurutkan niat para member untuk terus melanjutkan perjalanan hingga tiba dilokasi dan berhenti di depan Gedung Nasional Toboali untuk istirahat dan shalat dzuhur.
Usai istirahat, perjalanan dilanjutkan ke Benteng Toboali yang merupakan bangunan saksi sejarah yang dibangun tahun 1825. Setelah memarkirkan kendaraan, rombongan berjalan menuju bangunan peninggalan kolonial Belanda tersebut. Akar-akar pohon yang menempel pada beberapa bangunan menjadi spot foto bersama para member KC Babel. Kemudian terlihat juga indahnya warna biru air laut. Angin yang bertiup sepoi-sepoi sekan-akan menghilangkan kepenatan dalam perjalanan.
Setelah puas di Benteng Toboali, rombongan kembali melanjutkan jalan-jalan ke Pantai Batu Kodok yang dipandu oleh Om AndreKCB 034. Disini, KC Babel bertemu dengan rombongan Suzuki Jeep Bangka. Suasana pun semakin akrab dan kekeluargaan.

Ketemu Suzuki Jeep Bangka (SJB)
Setelah sampai lokasi KC Moms sebutan untuk para istri dari Member KC Babel segera menyiapkan menu makan siang yang sudah disiapkan di rumah. Tradisi saling tukar menu makanan sangat terasa kental dalam kegiatan ini.
“Neehh, satee ikan…,” celetuk Ntee Nisa yang langsung disambut dengan juluran tangan dari para anggota yang lain. Sementara itu Ntee Nur terlihat sibuk memasak air.
“Untuk buat kopi, untuk minum setelah makan siang ni,” sambung Om Tri yang merupakan tenaga pengajar di UBB.
Setelah makan siang dan beristirahat, dan waktu sudah menunjukkan pukul 15.00 WIB, perjalanan dilanjutkan kembali ke daerah yang lain. Batu Belimbing yang merupakan spot foto yang lagi trend di Bangka Belitung menjadi target selanjutnya.
Dengan bertanya ke penduduk sekitar untuk menunjukkan jalan, akhirnya iring-iringan karimun sampai juga di GeoWisata Batu Belimbing. Susunan granit besar dimana disisinya terdapat tekstur seperti irisan buah belimbing yang terbentuk secara alami terlihat sangat indah. Setelah foto bersama semua keluarga yang ikut serta akhirnya rombongan KC BABEL bersiap untuk kembali ke Pangkalpinang.
Sembari menikmati wisata Batu Belimbing, kepada Babel Pos Sekretaris KC Babel, Om Andri menuturkan bahwa wisata Basel memang menjadi target jalan-jalan KC Babel. Hal itu dikarenakan para karimuners penasaran akan keindahan wisata di kota tersebut.

Sejak dibentuk 22 Mei 2016 lalu, KC Babel baru jalan-jalan wisata ke Sungailiat, Belinyu dan Muntok. Dan Toboali memang belum pernah dilakukan. Nah, berawal dari obrolan kecil, akhirnya kita sepakat menjadikan Toboali target jalan-jalan kita,” kata Om Andri bersemangat. 
Dikatakannya, jalan-jalan ini merupakan agenda rutin dari KC Babel. Tujuannya ialah hanya untuk meningkatkan tali silturahmi antar karimuners. Selain itu juga untuk lebih mengenal situs-situs sejarah yang ada di Provinsi Babel ini.

“Insya Allah bulan depan, target jalan-jalan selanjutnya adalah wisata Sungailiat sekaligus Kopdarisan KC Babel,” tambahnya sembari menyebutkan saat ini jumlah member KC Babel sudah mencapai 40 orang.

Setelah puas menikmati wisata Toboali, akhirnya rombongan kembali berkumpul di depan Gedung Nasional Toboali sembari menunaikan sholat ashar di Masjid Al Ihsan. Perjalanan dengan iring-iringi mobil kemudian dilanjutkan kembali ke Pangkalpinang. Setelah sampai kembali didepan PT Jagorawi Motor, rombongan membubarkan diri dan kembali kerumah masing masing.
Untuk semua pengguna Suzuki Karimun baik itu varian Karimun Kotak (Karko), Estillo / New Estillo (Karlo) dan Wagon R dapat bergabung dalam Karimun Club Indonesia Pengda Bangka Belitung (KC BABEL). Untuk info dan pendaftaran bisa langsung ke PT. Jagorawi Motor / Om Pompi (085273993933),Om Arie#KCI2718 (087896392808), dan Om Andri KCI#2717 (082307557141), Ntee Novi / Belitung (087896470202) atau di Facebook Karimun C.(pas)



Minggu, 02 Oktober 2016

Air Terjun Sadap di Bangka, Mata Airnya Konon Dihuni Pari Putih

Nyanyian riang berbagai jenis burung hutan langsung menyambut kedatangan kami ketika tiba di air terjun Dusun Sadap Desa Perlang Kecamatan Lubuk Besar, Bangka, Kamis (3/3).
 
Sejuknya udara ditambah gemericik air yang mengalir deras menghempas bebatuan granit dari atas perbukitan Pading langsung menyegarkan panca indera.

‎Tak ayal, rasa penat setelah menempuh perjalanan sekitar 75 KM dari Kota Pangkalpinang spontan menghilang.
Air terjun Sadap merupakan salah satu air terjun yang bisa ditemukan di Pulau Bangka.

Jika dibandingkan dengan air terjun lainnya, debit airnya lebih banyak dan deras dan sebelum listrik PLN masuk dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga air yang mampu menerangi Dusun Sadap dan sekitarnya.
Airnya sendiri jernih dan mengalir dari sebuah danau alami yang ada di puncak bukit Pading.

Konon danau ini dihuni oleh seekor ikan pari berwarna putih.
"Cerita orang-orang tua kita dulu ada Pari Putih tapi saya sendiri belum pernah melihatnya. Saya sering memancing di danau itu," ungkap Bujang warga Sadap.

Menurutnya, sejumlah binatang seperti binatang khas Bangka yaitu Mentilin (Tarsius bancanus) masih bisa di temui di kawasan itu.

"Mentilin masih ada pak. Begitu juga dengan pelanduk," ujarnya.

Air terjun Sadap sendiri lebarnya sepanjang 3 meter dengan ‎panjang sekitar 6 meter dan kemiringan air terjun sekitar 45 derajat.
Airnya mengalir deras diatas bebatuan granit dari atas bukit Pading.
Disini masih bisa dijumpai tanaman khas Bangka berukuran besar seperti Kayu Pelawan.

Sebuah bangunan yang dulunya tempat mesin PLTA dan kabel listriknya masih bisa kita temui.

Air terjun ini sejak lama sudah menjadi salah satu tempat wisata yang ramai dikunjungi pada akhir pekan.

Airnya yang sejuk dengan kolam pemandian yang dibuat khusus di bawahnya membuat siapa saja yang berkunjung tak akan melewatkan kesempatan mandi dan berendam disana.
Perjalanan menunu lokasi air terjun ini juga merupakan pengalaman menarik karena kita bisa menyaksikan hijaunya perbukitan Pading dan hijaunya perkebunan lada milik warga setempat.
Akses jalannya air Terjun yang berjarak sekitar 7 KM dari ibukota kabupaten Bangka Tengah yaitu Koba terbilang bagus.
Hanya saja dari Desa Perlang jalannya masih berupa tanah merah yang ‎mulai rusak dipenuhi genangan air.
Namun ketika memasuki dusun Sadap akses jalan sebagian sudah merupakan jalan aspal‎.
Selama perjalanan menuju lokasi kita juga bisa melihat danau atau disebut masyarakat Bangka dengan sebutan kolong-kolong eks penambangan yang dilakukan PT Koba Tin maupun oleh masyarakat.

‎"Sayang air terjun ini kalau kemarau panjang kering bang. Mungkin karena hutan diatasnya dijadikan kebun lada warga. Padahal ini kawasan hutan lindung," ungkap Roni warga Perlang.
http://www.tribunnews.com/travel/2016/03/04/air-terjun-sadap-di-bangka-mata-airnya-konon-dihuni-pari-putih




WISATA ALAM : GEMURUH AIR TERJUN SADAP DARI BUKIT PADING DI BANGKA TENGAH

Air Terjun SADAP
Dari cerita saya sebelumnya ketika menikmati keindahan wisata Bangka Tengah, maka ketika bertanya dengan istri, kemana lagi kita akan eksplor keindahan Bangka Tengah ini. Dan pilihan kami berdua sama "AIR TERJUN SADAP". Jadilah mulai mencari-cari arah ke tempat ini. Dan coba searching rute via googlemaps. Ketemu....
Jadi makin semangat untuk kesana....
Dan ada tambahan anggota dari Karimun Club Bangka Belitung Ntee Ayu yang ingin ikut ke sana...
Akhirnya dengan bermodalkan peta dari googlemaps berangkatlah kami ke Air Terjun Sadap pada hari Minggu  02 Oktober 2016 atau 1 Muharam 1438H.


Tahu Sumedang - Namang
Perjalanan yang dimulai dari Pangkalpinang menuju Koba berjalan lancar. Tidak lupa tadi mampir di sentra kuliner "TAHU SUMEDANG" yang berada di Namang. Perjalanan mulai terasa agak berat ketika dari peta googlemaps kami diarahkan masuk ke Jalan Belimbing. Ketika dari peta sudah menunjukkan jarak ke spot tingal 9 KM jalan dengan medan berat harus kami lalui. Jalan tanah merah dengan alur aliran air yang membentuk saluran2 kecil, menjadi medan yang berat yang harus dilalui Karimun Wagon R saya yang masih standar. Mau balik arah, akan tetapi karena sudah membayangkan keindahan Air Terjunnya, semangat ini terus yang menjadi pemicu kami untuk terus melanjutkan perjalanan. Dan memutuskan bertanya ke masyarakat yang ada disitu, menanyakan dimanakah Sadap itu. Dan mereka mengatakan arah kami sudah benar, dan tetap kami lanjutkan perjalanannya. Inilah yang dinamakan MY TRIP MY ADVENTURE
Medan Yang harus dilalui kalau dari arah Jalan Belimbing
Kontur jalan ini makin parah dan sempit. Alur-alur aliran air semakin lebar. sehingga ketika jarak tinggal 4,5 KM menuju spot, kami berhenti sebentar. dan melihat ke depan, istriku turun dari mobil dan berjalan kaki, melihat apakah mobil masih bisa lanjut atau tidak. Melihat jalan yang semakin ekstrim, maka kami putuskan untuk putar arah saja. Dalam benak kami tidak mungkin daerah wisata jalannya seperti ini. karena kalau dari cerita kawan-kawan mobil dapat masuk sampai lokasi air terjunnya. Ketika akan balik arah, ada remaja yang akan menuju ke atas. dan memang arah kami ke SADAP sudah benar, akan tetapi ketika kami bertanya apakah mobil bisa ke sana, mereka menyatakan tidak bisa. Dan kebayang kalau harus jalan kaki 4,5 KM dan meninggalkan kendaraan disini. Kami menanyakan kemanakah rute air terjun yang bisa mobil masuk. Mereka mengatakan putar arah saja, lewat perlang.

Yah... akhirnya kami putuskan untuk balik arah, dan kebayang lagi medan sulit tadi.... Gumpalan tanah merah membuat lingkar ban menjadi besar, karena daerah ini baru turun hujan. Medan yang berat buat my KAREMON (nama untuk karimun wagon R saya).

Ketika menuju jalan keluar, melihat lagi ke arah maps tadi, kembali diarahkan masuk melewati jalan TB 27. Dan rasanya gak mungkin juga melihat yang kami lewati ini masih medan yang sama. Akhirnya putuskan keluar lagi dari jalan Belimbing, menuju ke arah timur. Di Maps dinyatakan kami membutuhkan waktu lebih lama.

Akhirnya dengan bertanya kembali ke masyarakat disekitar Desa Kulur, kami diarahkan terus saja, masih melewati 2 desa untuk menuju ke air terjun Sadap. Yah Desa Trubus, Kampung Cina kami lalui sampai masuk ke Perlang.

"Nanti kalau sudah melewati Kampung Cina, terlihat Kios. Nanti sebelum Kios, belok kanan" kata Masyarakat yang kami tanya tadi. "KIOS" ternyata sebutan SPBU oleh masyarakat sekitar. Dan benar dibelokan ini ada plang penunjuk jalan, "JALAN SADAP". Nah besar lagi harapan kami ketika melihat tanda ini. arah kami sudah benar. Jalan masuk dari simpang ini sangat bagus, baru selesai diaspal. akan tetapi ketika masuk setengah perjalanan, kembali jalan dengan tanah merah menghadang di depan kami. Akan tetapi karena ketemu penunjuk jalan ini, semangat kami menjadi mengebu-gebu. Kebayang aliran air yang jernih, bergemuruh.....
penunjuk jalan pertama ke air terjun sadap

Dalam perjalan ini terlihat kolong-kolong bekas penambangan timah dan masih ada beberapa aktivitas penambangan dengan sistem TI Rajuk. Suara mesin-mesin penghisap pasir timah bersahut-sahutan menyambut kedatangan kami. Kemudian kami disajikan dengan pemandangan indah. Hijaunya tamanan Lada punya masyarakat. Dan sepertinya memang sengaja dibuat indah, dibawahnya ditanami rerumputan dengan bunga-bunga kecil yang berwarna kuning.


Pemandangan Menuju Air Terjun Sadap


Setelah melalui perkampungan, maka nanti kita akan bertemu dengan Jalan Air Terjun. disinilah lokasi Air Terjun yang dimaksud. Yah dengan jalan yang sedikit memacu adrenalin, seperti jalan yang kami lalui pertama tadi, sampailah ke area parkir mobil. Dan sudah ada sambutan tertulis dari Mahasiwa KKN UGM Wisata Air Terjun SADAP. Alhamdullilah.... Sampai juga....
 
Pintu Gerbang Air Terjun SADAP
Dengan berjalan di tangga-tangga yang sudah dibuat untuk menuju ke tempat wisata ini, suara gemuruh air mulai terdengar. Keindahan akan hijaunya pohon-pohon lada juga memanjakan mata kami yang melihatnya. Setelah berjalan kaki sekitar + 5 menit maka sampai jugalah ke  Air Terjun SADAP. Hawa dingin, gemuruh air terjun, kicauan burung menyambut kedatangan kami... Subhanallah.... Allahuakbar....Kepenatan langsung hilang ketika menginjakkan kaki disini....



Tempat ini berada di Desa Perlang tepatnya berada di bawah kaki bukit Pading di dusun Sadap desa Perlang Kec. Lubuk Besar Kabupaten Bangka Tengah. Air terjun ini memiliki lebar 3 m dan panjang enam meter dengan kemiringan jatuhnya air sekitar 45 derajat ke dasar kolam dibawahnya, masih alami dengan suasana alam yang natural memang senantiasa memanjakan mata dan jiwa kita yang terkadang lelah dalam menjalani pekerjaan.

Air Terjun SADAP pada dasarnya merupakan air yang mengalir dari ketinggian kurang lebih 6-8 meter dengan alur air bebatuan. Adapun sumber air tersebut, konon katanya di puncak bukit terdapat danau besar yang terbentuk secara alami. Sehubungan beberapa hari ini di Bangka turun hujan yang lumayan tinggi intensitasnya, maka curahan air dari atas yang mengalir melalui batu-batu granit juga sangat besar.

Tanpa berpanjang waktu, langsung kami semua menceburkan diri ke kolam air terjun tersebut. Dingin.... bbrrrrrr..... Hati-hati ketika berjalan diatas batu-batuan yang dialiri air, karena banyak lumut-lumut mengakibatkan batuan ini menjadi licin... Karena my boy pun terpeleset... hikkksssss
bbbrrrr.... dinginnnya.....
 
Batu menyerupai Perahu Terbalik
Dengan banyaknya bebatuan yang melingkupi kaki bukit tersebut, kian menjadikan kawasan Air Terjun itu semakin terasa menyejukkan. Apalagi air yang jernih sangat menumbuhkan minat untuk mandi. Dan untuk tempat bersantai juga banyak ditemukan batu-batu yang berukuran besar dan beragam bentuk. Seperti yang saya ambil salah satu foto batu ini, menyerupai perahu yang terbalik.

Kawasan Air Terjun ini, merupakan salah satu tujuan wisata alternatif yang ramai dikunjungi masyarakat, terutama para muda mudi di Pulau Bangka. Bahkan telah ditetapkan Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah sebagai salah satu tujuan wisata dan dimasukkan dalam peta wisata daerah. Akan tetapi seperti yang saya sampaikan di awal tulisan minimnya rambu-rambu penunjuk arah ke lokasi ini menjadi PR tersendiri untuk pengembangan kawasan wisata ini. Apalagi target kita tentunya bukan hanya masyarakat lokal. Tapi tentunya semua tourist bail lokal, nasional dan internasional mau mengunjungi lokasi ini. Yang tentunya akan berdampak positif bagi perekonomian Masyarakat sekitar lokasi. Kemudian sarana seperti tempat ganti baju diatas yang pintunya sudah rusak, sehingga harus ganti baju dibawah merupakan sejumlah PR yang harus diperbaiki. 
Kemudian sampah-sampah yang ditinggalkan pengunjung, yang kurang peduli akan keindahan dalam menjaga tempat ini. Padahal rambu-rambu untuk himbauan untuk menjaga kebersihan sudah ada. Tapi diluar kekurangan itu, keindahan tempat ini dapat mengurangi rasa stress, capek, penat di sela rutinitas anda sehari-hari...

Special thanks To : Ntee Prisilia Ayu dan Keluarga

Yuk ah.... Eksplor Keindahan Bangka Belitung....
 
sumber lain: http://www.bangkatengahkab.go.id

Jumat, 30 September 2016

Wisata Alam di Hutan Lindung Namang - Hutan Pelawan

Hutan Pelawan
Cukup lama saya dan keluarga mendengar akan keindahan Hutan Pelawan. Namun baru pada kesempatan kali ini tanggal Minggu, 25 September 2016 saya dan keluarga kecilku berkesempatan mengunjungi Hutan Pelawan ini. Walaupun pada awalnya tujuan utama kami bukanlah kesini, melainkan ke acara pernikahan teman kami di Desa Kulur Koba. Namun karena masih ada waktu setelah mengunjungi resepsi tersebut, maka kami putuskan untuk melihat Hutan Pelawan yang sudah tidak asing lagi khususnya di pulau Bangka. Walaupun ada sedikit kekhawatiran, karena menurut dari beberapa teman, akses jalan di "Jembatan Merah" yang menjadi salah satu icon di Hutan Pelawan ini masih rusak (dalam perbaikan). Tapi dengan semangat yang tinggi, kami tetap menuju ke Hutan Pelawan tersebut walaupun masih menggunakan baju Batik dari kondangan tadi.
Kami memang tidak tahu persis dimana lokasi (jalan masuk) hutan wisata ini. Cuma sudah punya "ancer-ancer" kira-kira dimana masuknya. Jadi sambil membeli gorengan, istri menanyakan ke abang yang jual tersebut, dimana lokasi jalan amsuk ke Hutan Pelawan. Ternyata arah kami tepat, tinggal + 4 km lagi kata abang tersebut. Jadi bagi anda yang belum tahu lokasi ini, ketika anda dari arah Pangkalpinang sudah ketemu simpang yang menuju arah simpang katis dan ke koba (ada tugu di tengah jalan) maka anda dapat mencari informasi di sini. Atau anda dapat mencari Plang Nama Jalan "PELAWAN 2"

Berikut ini adalah cerita dan beberapa foto dari Hutan Pelawan yang kami kunjungi tersebut. Sumber tulisan dan beberapa foto ini saya ambil dari beberapa sumber yang menceritakan tentang Hutan Pelawan.


Wisata Bangka di Hutan Pelawan Namang Kabupaten Bangka Tengah - Bangka Tengah merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Secara resmi Kabupaten Bangka Tengah terbentuk pada tanggal 25 Februari 2003 berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2003. Bersama dengan itu pembentukan Kabupaten Bangka Tengah, terbentuk pula Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Barat dan Kabupaten Belitung Timur.

Kabupaten Bangka Tengah memiliki 6 Kecamatan yaitu Kecamatan Koba, Lubuk Besar, Pangkalan Baru, Desa Namang, Sungai Selan, Simpang Katis dengan total penduduk menurut data wikipedia ada 161.234 jiwa mungkin data ini akan mengalami perkembangan.

Pada Kecamatan Namang terdapat objek wisata alam yang dikelola oleh masyarakat sekitarnya. Kawasan hutan lindung tersebut luasnya hingga mencapai 152,4 Hektar (Ha) merupakan kawasan wisata alam sekaligus akan menjadi paru -paru udara khususnya pada Kabupaten Bangka Tengah.

Berbagai macam tumbuhan, serangga, kayu dan masih banyak lagi yang terdapat pada kawasan hutan lindung namang. Dalam kunjungan saya sendiri ke Hutan Lindung Namang tersebut, terdapat berbagai macam jenis pepohonan yang tumbuh dalam hutan tersebut. Tidak hanya pohon saja yang tumbuh lebat disana, berbagai kehidupan satwa, aneka spesies serangga, hewan seperti monyet pun terdapat disana.

foto Sawah di Namang (http://visitbangkabelitung.com)
Sebelum anda memasuki kawasan hutan lindung ini, mata anda akan dihiasi hamparan tumbuhan padi yang membentang. Sayangnya ketika kami melewati daerah ini hamparan padi menguningnya tidak ada lagi karena baru selesai di panen. Seandainya kami dapat melihat keindahan hamparan tanaman padi ini....Setelah hamparan hijau padi, selanjutnya anda akan melihat tanaman lada putih (sahang) yang tumbuh subur, yang memang pada saat ini masih menjadi salah satu tanaman yang banyak ditanam oleh masyarakat di Bangka karena harga komoditasnya yang sangat menjanjikan.
 
Seperti yang disampaikan oleh abang penjual gorengan tadi, ternyata masuk ke daerah ini sekitar 6 KM, dan setelah melihat ini, maka hanya kalimat syukur lah yang bisa terucap. Benar-benar kawasan yang indah. Hawa sejuk, rindangnya pohon dan senyum masyarakat menjadi salam pembuka buat kami yang datang sore itu.

Hutan Pelawan yang merupakan hutan rawa ini ditumbuhi berbagai jenis pohon, namun yang paling menonjol adalah banyaknya pohon-pohon pelawan. Pohon pelawan (Tristaniopsis merguensis Griff.) dengan batangnya berwarna merah, merupakan salah satu spesies dari famili Myrtaceae. Dulu kayu Pelawan ini dimanfaatkan masyarakat Pulau Bangka sebagai bahan bangunan, bahan pembuat kapal, ajir perkebunan lada, dan kayu api.


Berikut adalah jenis kayu yang tumbuh di Hutan Pelawan tersebut dari hasil dari survei dilokasi :
Pohon Pelawan Merah foto:visitbangkabelitung.com
  1. Kayu Pelawan (Tristania Elerata)
  2. Kayu Mengketan (Peternandra)
  3. Kayu Palempang Hitam (Adinandra Dumesa)
  4. Kayu Betur (Calephyilum)
  5. Kayu Sisil (Eugenia)
  6. Kayu Menbreribung
  7. Kayu Mentangur (Calephyilum Pulcherimum)
  8. Kayu Mesirak
  9. Kayu Idagrastoxylon
  10. Kayu Leting (Payena)
  11. Kayu Qabal (Quercus)
  12. Kayu Mahala
  13. Kayu Resak
  14. Kayu Merapin (Rodamnia Cinereajack)
dan masih banyak jenis tanaman-tanaman lain yang tumbuh subur di daerah ini.
 
Sarang Lebah Madu Pelawan
Setelah memasuki pintu masuk hutan pelawan, dan kira - kira 10 meter dari pintu masuk anda akan menjumpai sarang lebah madu pelawan yang begitu besarnya.

Terdapat tulisan no smoking area yang bertujuan untuk mengingatkan pengunjung. Karena lebah madu tidak suka dengan asap apalagi asap rokok
"KEHADIRAN ANDA KERAMAHAN KAMI, KEJAHILAN ANDA KEMARAHAN KAMI" ini rambu - rambu yang tertulis pada area lebah madu pelawan. tentunya kalau tidak ingin kena serangan madu ini maka kita harus mematuhi rambu-rambu ini.

Selanjutnya ada beberapa rambu - rambu yang harus anda patuhi untuk menjaga kelestarian hutan tersebut

Foto: Akhyari Hananto (http://www.mongabay.co.id)
Untuk menelusuri hutan ini sudah terdapat fasilitas jalan setapak, jembatan dan fasilitas lainnya. hal itu untuk mempermudah wisatawaan untuk menikmati kendahan alam dihutan tersebut. Secara infrastruktur, hutan lindung yang juga menjadi tujuan wisata ini sudah cukup baik. Pengunjung dimanjakan dengan jalan setapak berpaving dan jembatan kayu berwarna merah menyala, kontras dengan kegelapan hutan, apalagi jika cuaca mendung. Memang waktu saya kesini, ada beberapa papan pijakan jembatan yang masih dalam perbaikan (penggantian). Jembatan ini merupakan tempat yang paling sering dijadikan temat pengunjung "selfie" / foto dokumnetasi. Tidak ketinggalan saya dan keluarga pun ikut mengabadikan keindahan tempat ini.


Aliran Air di Hutan Pelawan
Sepanjang jalan mengikuti jembatan ini, banyak aliran-aliran sungai kecil yang mungkin dikarenakan beberapa hari ini di Bangka sudah mulai turun hujan. Nampak ikan-ikan kecil bermain didalam air. Melihat jernihnya air tersebut, maka mencoba untuk mencuci muka. brrrr...dinggiiiiiinnnnn

Bukan hanya kawasan wisata saja yang ditawarkan oleh wisatawan. Hutan lindung yang terdapat di kecamatan namang adalah sebagai bentuk pelestarian lingkungan yang harus kita jaga bersama dan langkah ini haruslah diajarkan kepada generasi selanjutnya, yang mana hutan lindung ini dapat dijadikan sebagai media pembelajaran alam.

Objek wisata Hutan Pelawan Namang juga satu-satunya wisata alam yang ada di Bangka Belitung, dengan ikonnya utamanya kayu Pelawan, madu pahit khas Pelawan yang berkhasiat, madu manis alam, kulat (jamur) Pelawan.

Ditambahkan objek wisata hutan pelawan Namang ini dipadukan pula dengan objek wisata agro pertanian yang mengembangkan berbagai varietas sayur mayur, buah-buahan khas daerah Bateng, padi yang menghasilkan beras merah dan lainnya.

Bunga pohon pelawan adalah sumber nektar bagi lebah hutan. Rasa madu pelawan sangat khas, agak pahit. Namun, setelah madu ditelan, rasa pahit itu hilang. Rasa pahit itu karena kandungan alkaloid yang merupakan bahan obat antara lain berkhasiat sebagai antiinfeksi sehingga manjur menjaga kekebalan tubuh dan mengatasi beragam penyakit. Pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) berupa madu pelawan telah dikembangkan pula oleh kelompok usaha produktif di kawasan hutan lindung. 
 
Salah satu pintu masuk/keluar

Pembudidayaan jamur pelawan yang tumbuh subur dapat menjadi salah satu potensi kekayaan alam dan wisata hutan di Desa Namang sehingga serbuk bunga jamur pelawan yang diserap oleh lebah dapat menghasilkan madu pahit yang menjadi madu khas Bangka Tengah. Lebah hanya terbang dari sarang mencari nektar, polen, propolis, dan air. Itulah sebabnya, madu pelawan sangat istimewa dibanding madu-madu jenis lain.

Musim panen untuk madu pelawan di kawasan hutan kalong kemungkinan besar adalah pada bulan September, Oktober, November sampai Desember saat pergantian musim, tepatnya awal bulan September karena jamur pelawan akan sangat banyak tumbuh di kawasan hutan Kalong.

Jamur yang tumbuh di sekitar pohon Pelawan. Foto : skalanews

Pakai Batik, tidak jadi masalah.....

sumber : 
beberapa / sebagian teks di ambil dari sumber-sumber sbb :
https://zonabangkabelitung.blogspot.co.id
http://visitbangkabelitung.com
http://www.mongabay.co.id