Batu Satam
Batu Satam adalah batuan khas Indonesia yang ditemukan di pulau Belitung Timur, Provinsi Bangka Belitung. Batu ini berwarna hitam dan memiliki urat-urat yang khas. Batu Satam termasuk kedalam batuan langka. Batu ini terbentuk dari hasil proses alam atas reaksi tabrakan meteor dengan lapisan bumi yang mengandung timah tinggi jutaan tahun lalu. Serpihan batu meteor itu tersebar keseluruh pelosok dunia seperti Australia, Cekoslovakia, Arab, dan di Indonesia tepatnya di pulau Belitung. Saat jatuh diatas tanah pulau Belitung, meteor ini bereaksi dengan kandungan timah yang sangat banyak yang terdapat dipulau Belitung, sehingga membentuk batu hitam yang kemudian dinamakan Batu Satam. Karena proses inilah Batu Satam hanya terdapat di Indonesia dan menjadi batuan langka yang diburu para kolektor batu diseluruh dunia. Di Belitung sendiri batu satam ini di jadikan sebagai ikon dari ibu kota Belitung yaitu Tanjung Pandan.
Latar Belakang
Batu Satam pertama kali ditemukan di Pulau Belitung pada tahun 1973.Di Desa Buding, Kecamatan Kelapa Kampit. Batu ini ditemukan secara tidak sengaja oleh penambang timah beretnis China dalam penambangan timah dengan kedalaman 50 meter. Menurut Sejarah, penamaan Baru Satam ini didasarkan pada nama penemunya yang terdiri dari dua suku kata, yaitu Sa dan Tam. Jika diartikan secara harfiah, Sa berarti pasir dan Tam berarti empedu. Sehingga Satam memiliki arti empedu pasir. Batu Satam memiliki beberapa nama yakni Taktite dan Billitonit. Istilah Taktite digunakan oleh para ilmuan yang meneliti Batu Satam,
sedangkan istilah Billitonit digunakan oleh seorang peneliti dari
Belanda bernama Ir. N. Wing Easton yang melakukan penelitian terhadap Batu Satam pada tahun 1922. Batu satam sudah diuji oleh Fakultas MIPA Universitas Padjajaran dan Laboratorium Kimia Mineral dan Lingkungan. Menurut penelitian ilmiah sekitar 700 ribu tahun lalu, sebuah meteor jatuh ke bumi Indonesia. Meteor inlah yang kemudian menjadi cikal bakal Batu Satam.
Ciri khas
Batu Satam memiliki ciri-ciri berbentuk fisik bulat,lonjong,dan ada
pula yang berbentuk tak beraturan atau dalam bentuk sudah pecah atau
terbelah yang sering di sebut dengan suiseki. Ciri khas batu ini adalah pada permukaan batu memiliki goretan yang
terukir secara alami,tergesek melalui arus air di bawah tanah pada
lapisan tanah dengan kedalaman kurang lebih 50 meter.
Manfaat
Batu satam menjadi kebanggan Pulau Belitung. Kini, produksi Batu Satam digunakan sebagai cindera mata khas pulau
Belitung, seperti, perhiasan terutama untuk dipakai wanita berupa cincin, giwang, atau liontin. Dalam kreasi yang beragam bisa juga dibuat tongkat yang bermata batu satam, cincin pria, dan sebagainya. Selain sebagai cindera mata, beberapa orang mempercayai bahwa batu satam memiliki kekuatan tersendiri, yaitu sebagai penangkal racun, penolak jin, dan setan.
sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Batu_Satam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar