Nyanyian riang berbagai jenis burung hutan langsung menyambut
kedatangan kami ketika tiba di air terjun Dusun Sadap Desa Perlang
Kecamatan Lubuk Besar, Bangka, Kamis (3/3).
Sejuknya udara ditambah gemericik air yang mengalir deras menghempas
bebatuan granit dari atas perbukitan Pading langsung menyegarkan panca
indera.
Tak ayal, rasa penat setelah menempuh perjalanan sekitar 75 KM dari Kota Pangkalpinang spontan menghilang.
Air terjun Sadap merupakan salah satu air terjun yang bisa ditemukan di Pulau Bangka.
Jika dibandingkan dengan air terjun lainnya, debit airnya lebih
banyak dan deras dan sebelum listrik PLN masuk dimanfaatkan untuk
pembangkit listrik tenaga air yang mampu menerangi Dusun Sadap dan
sekitarnya.
Airnya sendiri jernih dan mengalir dari sebuah danau alami yang ada di puncak bukit Pading.
Konon danau ini dihuni oleh seekor ikan pari berwarna putih.
"Cerita orang-orang tua kita dulu ada Pari Putih tapi saya sendiri
belum pernah melihatnya. Saya sering memancing di danau itu," ungkap
Bujang warga Sadap.
Menurutnya, sejumlah binatang seperti binatang khas Bangka yaitu Mentilin (Tarsius bancanus) masih bisa di temui di kawasan itu.
"Mentilin masih ada pak. Begitu juga dengan pelanduk," ujarnya.
Air terjun Sadap sendiri lebarnya sepanjang 3 meter dengan panjang
sekitar 6 meter dan kemiringan air terjun sekitar 45 derajat.
Airnya mengalir deras diatas bebatuan granit dari atas bukit Pading.
Disini masih bisa dijumpai tanaman khas Bangka berukuran besar seperti Kayu Pelawan.
Sebuah bangunan yang dulunya tempat mesin PLTA dan kabel listriknya masih bisa kita temui.
Air terjun ini sejak lama sudah menjadi salah satu tempat wisata yang ramai dikunjungi pada akhir pekan.
Airnya yang sejuk dengan kolam pemandian yang dibuat khusus di bawahnya membuat siapa saja yang berkunjung tak akan melewatkan kesempatan mandi dan berendam disana.
Perjalanan menunu lokasi air terjun ini juga merupakan pengalaman menarik karena kita bisa menyaksikan hijaunya perbukitan Pading dan hijaunya perkebunan lada milik warga setempat.
Akses jalannya air Terjun yang berjarak sekitar 7 KM dari ibukota kabupaten Bangka Tengah yaitu Koba terbilang bagus.
Hanya saja dari Desa Perlang jalannya masih berupa tanah merah yang mulai rusak dipenuhi genangan air.
Sebuah bangunan yang dulunya tempat mesin PLTA dan kabel listriknya masih bisa kita temui.
Air terjun ini sejak lama sudah menjadi salah satu tempat wisata yang ramai dikunjungi pada akhir pekan.
Airnya yang sejuk dengan kolam pemandian yang dibuat khusus di bawahnya membuat siapa saja yang berkunjung tak akan melewatkan kesempatan mandi dan berendam disana.
Perjalanan menunu lokasi air terjun ini juga merupakan pengalaman menarik karena kita bisa menyaksikan hijaunya perbukitan Pading dan hijaunya perkebunan lada milik warga setempat.
Akses jalannya air Terjun yang berjarak sekitar 7 KM dari ibukota kabupaten Bangka Tengah yaitu Koba terbilang bagus.
Hanya saja dari Desa Perlang jalannya masih berupa tanah merah yang mulai rusak dipenuhi genangan air.
Namun ketika memasuki dusun Sadap akses jalan sebagian sudah merupakan jalan aspal.
Selama perjalanan menuju lokasi kita juga bisa melihat danau atau disebut masyarakat Bangka dengan sebutan kolong-kolong eks penambangan yang dilakukan PT Koba Tin maupun oleh masyarakat.
"Sayang air terjun ini kalau kemarau panjang kering bang. Mungkin karena hutan diatasnya dijadikan kebun lada warga. Padahal ini kawasan hutan lindung," ungkap Roni warga Perlang.
Selama perjalanan menuju lokasi kita juga bisa melihat danau atau disebut masyarakat Bangka dengan sebutan kolong-kolong eks penambangan yang dilakukan PT Koba Tin maupun oleh masyarakat.
"Sayang air terjun ini kalau kemarau panjang kering bang. Mungkin karena hutan diatasnya dijadikan kebun lada warga. Padahal ini kawasan hutan lindung," ungkap Roni warga Perlang.
http://www.tribunnews.com/travel/2016/03/04/air-terjun-sadap-di-bangka-mata-airnya-konon-dihuni-pari-putih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar