Indahnya Bangka Belitung

Indahnya Bangka Belitung

Kamis, 17 November 2016

NAPAK TILAS PERJUANGAN BERSAMA KARIMUN CLUB BABEL

Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November, Karimun Club BABEL mengadakan touring sekaligus Napak Tilas Perjuangan ke Kota Sejarah Muntok Bangka Barat. Kegitan ini juga merupakan bagian dari kegiatan atau agenda rutin bulanan dari KC BABEL. Tercatat 10 Mobil dari variant Suzuki Karimun yang ikut ambil bagian dalam kegiatan ini.


 
Persiapan keberangkatan di depan JM
Berawal dari halaman depan PT. Jagorawi Motor, rombongan yang dikoordinir Om Andri KCB003 bergerak ke titik yang pertama yaitu Taman Makan Pahlawan Pawitralaya. Disini para Karimuners sejenak menundukkan kepala mendoakan arwah para Pahlawan yang telah mendahului, sekaligus berdoa semoga perjalanan menuju Kota Mentok diberikan kelancaran tanpa hambatan.
berdoa di TMP Pawitralaya

Iring-iringan Karimun selanjutnya bergerak ke kota Mentok. Sekitar 2,5 jam perjalanan yang harus ditempuh untuk mencapai kota Mentok. Wisma Ranggam (Pesanggrahan) yang menjadi titik pemberhentian berikutnya. Disini sudah ditunggu oleh Anggota KC BABEL yang berdomisili di Mentok yaitu Om Erwin. 
 
“Terima kasih buat teman-teman KC Babel yang sudah datang di Kota Mentok” ujar beliau.

Penyerahan seragam KC
Dalam kesempatan ini juga diserahkan juga Seragam Karimun Club kepada Om Noey dan Om Ihsan. Om Noey yang datang langsung dari Belitung mengucapkan terima kasih kepada KC BABEL. Pengguna Estilo Hitam ini senang dapat mengikuti touring pertamanya bersama KCB.



Di Wisma ranggam ini kami diterima oleh Pak Edi Rasidi selaku penjaga cagar budaya peninggalan Bung Karno. Dijelaskan secara detail oleh beliau, bangunan, ruangan-ruangan dan beberapa dokumentasi foto yang menjadi saksi Sejarah tersebut. Setelah puas mendapatkan pengetahuan tentang sejarah di cagar budaya ini, perjalanan kami lanjutkan ke Bukit Menumbing.
Karimun Club Bangka Belitung



Karimun Club BABEL
Hijau pohon menyambut kedatangan kami. Setelah melapor dan mendapatkan kesempatan naik, 10 Karimun beriringan dengan jarak aman naik ke puncak Bukit Menumbing. Ketika sudah sampai di atas, semua Karimuners kembali antusiasnya untuk menikmati catatan sejarah dari Bung Karno. Mobil BN 10 yang menjadi icon disana menjadi tempat favorit para anggota untuk berfoto. Ketika rombongan naik ke lantai paling atas, maka semua mata dimanjakan dengan keindahan kota Mentok dilihat dari atas.

10 Karimun di Atas Puncak Bukit Menumbing

Fose di Atas bangunan di Bukit Menumbing
Setelah puas menikmati keindahan dan melihat catatan sejarah, rombongan turun ke Pos I Menumbing untuk istirahat makan siang. Makanan yang sudah dikoordinir om Erwin dengan lahap disantap oleh semua peserta. Tradisi Pot Luck tetap ada. Om Dayat dari Belinyu membawa “enjan” yang langsung diserbu untuk dimakan. Memang terasa nikmat menikmati hidangan di bawah pohon-pohon yang rindang.


KC BABEL di MTI
Perjalanan kemudian kami lanjutkan ke Icon kota Mentok berikutnya. Ke Pantai Tanjung Kalian. Menara Tanjung Kalian yang juga merupakan saksi sejarah dalam perjuangan kemerdekaan di Kota Mentok. Setelah istirahat dan berfoto, perjalanan kemudian kami lanjutkan kembali ke tempat selanjutnya yaitu Patung Sukarno Hatta dan Museum Timah Indonesia Mentok. Kebersamaan dalam kegiatan ini selalu diabadikan dalam dokumentasi foto bersama.



Pesan dari Bung Karno “JASMERAH” atau Jangan sekali-kali Meninggalkan Sejarah.
KC BABEL di Tugu Sukarno Hatta Mentok BABAR
Setelah dirasa puas mengelilingi kota Mentok yang penuh akan nilai sejarah, maka perjalanan touring di mentok kami akhiri sore harinya dan segera kembali ke Pangkalpinang. Tidak lupa dalam touring ini, kewajiban selalu umat Islam untuk selalu dijaga. Rombongan istirahat di Kp. Dalil untuk menunaikan sholat Magrib berjamaah...

Touring tidak halus melupakan kewajiban
Untuk semua Pengguna Suzuki Karimun baik itu Klassik/Kotak, Estillo dan Wagon R dapat bergabung dalam Karimun Club Indonesia Pengda Bangka Belitung. Untuk info dan pendaftaran bisa langsung ke PT. Jagorawi Motor (Om Pompi) atau langsung menghubungi Ketua KC BABEL Om Arie#KCI2718(087896392808), dan Om Andri KCI#2717(082307557141) atau email ke karimunclubbangkabelitung@gmail.com dan di facebook Karimun Club Bangka Belitung.

@ Tanjung Kelian Mentok
love Mentok
Karimun, SMALL CAR BIG FUN

Kamis, 06 Oktober 2016

BUKIT PANGKUAN WISATA BERTEMA OUTBOUND DI KELAPA KAMPIT BELITUNG TIMUR

Perjalanan wisata di Belitung Timur ini baru sempat saya tuliskan. Perjalanan ke Wisata ini sendiri terjadi waktu liburan lebaran idul fitri 2016 tadi. Ya.. disela-sela silaturahmi dengan keluarga besar, saya sempatkan untuk mampir di beberapa tempat wisata di Belitung dan Belitung Timur.
 
Salah satu tempat yang akan saya tuliskan disini adalah Wisata Outboound Bukit Pangkuan. Nah apa itu bukit pangkuan, disini saya copas dari  www.travelio.com tentang bukit pangkuan itu sendiri.
 
Tentang Bukit Pangkuan
 
aak sama busu vita
Selama ini, Belitung lebih dikenal dengan keindahan pantai-pantainya. Melihat betapa indahnya pantai tersebut, memang tidak heran kenapa orang-orang banyak membicarakannya. Batu granit besar-besar, laut yang berwarna biru, dan pasir yang putih halus, semua itu seakan-akan membuat daerah Belitung seperti tidak nyata. Namun tempat wisata yang ditawarkan Belitung bukan hanya itu saja. Sebagai daerah yang sedang berkembang, maka kini ada tempat wisata baru yang berada di Bukit Pangkuan.

Sejarah Bukit Pangkuan

Bukit Pangkuan ini juga sering disebut dengan Bukit Pangkutan. Nama Pangkuan sendiri diambil dari kisah yang beredar di masyarakat, di mana dahulu ada seorang gadis yang meninggal di pangkuan kekasihnya di tempat ini, sebab mereka tidak direstui orang tua. Dulunya, sebelum diubah menjadi tempat wisata, Bukit Pangkuan dikenal sebagai tempat yang cukup angker. Apalagi dengan adanya sebuah makam yang disebut-sebut sebagai makam dari Putri Selamah, yang merupakan kekasih dari Kik Kara. Kik Kara sendiri adalah tokoh yang menjadi legenda di kalangan masyarakat Kelapa Kampit.

Tempat Wisata Outbound Bukit Pangkuan

Sejak tahun 2013, tempat ini sekarang digunakan untuk agrowisata. Untuk masuk ke dalam kawasan wisata ini, Anda akan dikenakan biaya sebesar Rp7.500,00. Di dalamnya, Anda akan disuguhi bermacam-macam permainan seperti Flying Fox (Rp25.000,00), mandi bola (Rp20.000,00), High Ropes (Rp15.000,00-Rp30.000,00), dan juga berkendara dengan ATV (Rp35.000,00). Di sekeliling tempat tersebut, Anda juga akan menemukan berbagai macam kerajinan dan cinderamata untuk dibawa pulang.

Bukit Pangkuan merupakan sebuah kawasan agrowisata yang terletak di Desa mentawak Kelapa Kampit, Belitung Timur, dengan luas sekitar 120 hektar. Penggagas berdirinya kawasan agrowisata ini adalah bapak H. Usmandie Andeska. Kawasan agrowisata Bukit Pangkuan dibuka secara resmi pada bulan Juni 2013. Menurut pengelolanya, ke depannya Bukit Pangkuan diharapkan akan menjadi obyek wisata alternatif bagi turis lokal, domestik dan manca negara yang datang ke Belitung Timur.

Ada tempat Outbound yang khusus buat anak-anak. Kalau saya tidak salah tiket masuknya Rp. 20.000,-. Jembatan tali, panjat tebing, dan mandi bola yang ada dalam area permainan ini.

Mengingat yang dibawa adalah anak-anak, maka wisata air yaitu kolam renang yang menjadi target kami. Biar mereka pisa puas berenang dan bermain air di daerah bukit ini setelah sebelumnya hanya bermain di air pantai.
 
Azril asik main di seluncuran air di kolam anak bukit pangkuan
Bareng Istri Karaoke Rp. 60.000 / jam
Diatas pendopo ini, anda akan melihat hijaunya hutan-hutan
Berani juga adek Azril bermain outbound


sumber :
http://www.travelio.com/belitung/bukit-pangkuan
https://jendelakecildunia.blogspot.co.id/2014/08/tour-de-belitung-timur-2-bukit-pangkuan.html

Minggu, 02 Oktober 2016

Air Terjun Sadap di Bangka, Mata Airnya Konon Dihuni Pari Putih

Nyanyian riang berbagai jenis burung hutan langsung menyambut kedatangan kami ketika tiba di air terjun Dusun Sadap Desa Perlang Kecamatan Lubuk Besar, Bangka, Kamis (3/3).
 
Sejuknya udara ditambah gemericik air yang mengalir deras menghempas bebatuan granit dari atas perbukitan Pading langsung menyegarkan panca indera.

‎Tak ayal, rasa penat setelah menempuh perjalanan sekitar 75 KM dari Kota Pangkalpinang spontan menghilang.
Air terjun Sadap merupakan salah satu air terjun yang bisa ditemukan di Pulau Bangka.

Jika dibandingkan dengan air terjun lainnya, debit airnya lebih banyak dan deras dan sebelum listrik PLN masuk dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga air yang mampu menerangi Dusun Sadap dan sekitarnya.
Airnya sendiri jernih dan mengalir dari sebuah danau alami yang ada di puncak bukit Pading.

Konon danau ini dihuni oleh seekor ikan pari berwarna putih.
"Cerita orang-orang tua kita dulu ada Pari Putih tapi saya sendiri belum pernah melihatnya. Saya sering memancing di danau itu," ungkap Bujang warga Sadap.

Menurutnya, sejumlah binatang seperti binatang khas Bangka yaitu Mentilin (Tarsius bancanus) masih bisa di temui di kawasan itu.

"Mentilin masih ada pak. Begitu juga dengan pelanduk," ujarnya.

Air terjun Sadap sendiri lebarnya sepanjang 3 meter dengan ‎panjang sekitar 6 meter dan kemiringan air terjun sekitar 45 derajat.
Airnya mengalir deras diatas bebatuan granit dari atas bukit Pading.
Disini masih bisa dijumpai tanaman khas Bangka berukuran besar seperti Kayu Pelawan.

Sebuah bangunan yang dulunya tempat mesin PLTA dan kabel listriknya masih bisa kita temui.

Air terjun ini sejak lama sudah menjadi salah satu tempat wisata yang ramai dikunjungi pada akhir pekan.

Airnya yang sejuk dengan kolam pemandian yang dibuat khusus di bawahnya membuat siapa saja yang berkunjung tak akan melewatkan kesempatan mandi dan berendam disana.
Perjalanan menunu lokasi air terjun ini juga merupakan pengalaman menarik karena kita bisa menyaksikan hijaunya perbukitan Pading dan hijaunya perkebunan lada milik warga setempat.
Akses jalannya air Terjun yang berjarak sekitar 7 KM dari ibukota kabupaten Bangka Tengah yaitu Koba terbilang bagus.
Hanya saja dari Desa Perlang jalannya masih berupa tanah merah yang ‎mulai rusak dipenuhi genangan air.
Namun ketika memasuki dusun Sadap akses jalan sebagian sudah merupakan jalan aspal‎.
Selama perjalanan menuju lokasi kita juga bisa melihat danau atau disebut masyarakat Bangka dengan sebutan kolong-kolong eks penambangan yang dilakukan PT Koba Tin maupun oleh masyarakat.

‎"Sayang air terjun ini kalau kemarau panjang kering bang. Mungkin karena hutan diatasnya dijadikan kebun lada warga. Padahal ini kawasan hutan lindung," ungkap Roni warga Perlang.
http://www.tribunnews.com/travel/2016/03/04/air-terjun-sadap-di-bangka-mata-airnya-konon-dihuni-pari-putih




WISATA ALAM : GEMURUH AIR TERJUN SADAP DARI BUKIT PADING DI BANGKA TENGAH

Air Terjun SADAP
Dari cerita saya sebelumnya ketika menikmati keindahan wisata Bangka Tengah, maka ketika bertanya dengan istri, kemana lagi kita akan eksplor keindahan Bangka Tengah ini. Dan pilihan kami berdua sama "AIR TERJUN SADAP". Jadilah mulai mencari-cari arah ke tempat ini. Dan coba searching rute via googlemaps. Ketemu....
Jadi makin semangat untuk kesana....
Dan ada tambahan anggota dari Karimun Club Bangka Belitung Ntee Ayu yang ingin ikut ke sana...
Akhirnya dengan bermodalkan peta dari googlemaps berangkatlah kami ke Air Terjun Sadap pada hari Minggu  02 Oktober 2016 atau 1 Muharam 1438H.


Tahu Sumedang - Namang
Perjalanan yang dimulai dari Pangkalpinang menuju Koba berjalan lancar. Tidak lupa tadi mampir di sentra kuliner "TAHU SUMEDANG" yang berada di Namang. Perjalanan mulai terasa agak berat ketika dari peta googlemaps kami diarahkan masuk ke Jalan Belimbing. Ketika dari peta sudah menunjukkan jarak ke spot tingal 9 KM jalan dengan medan berat harus kami lalui. Jalan tanah merah dengan alur aliran air yang membentuk saluran2 kecil, menjadi medan yang berat yang harus dilalui Karimun Wagon R saya yang masih standar. Mau balik arah, akan tetapi karena sudah membayangkan keindahan Air Terjunnya, semangat ini terus yang menjadi pemicu kami untuk terus melanjutkan perjalanan. Dan memutuskan bertanya ke masyarakat yang ada disitu, menanyakan dimanakah Sadap itu. Dan mereka mengatakan arah kami sudah benar, dan tetap kami lanjutkan perjalanannya. Inilah yang dinamakan MY TRIP MY ADVENTURE
Medan Yang harus dilalui kalau dari arah Jalan Belimbing
Kontur jalan ini makin parah dan sempit. Alur-alur aliran air semakin lebar. sehingga ketika jarak tinggal 4,5 KM menuju spot, kami berhenti sebentar. dan melihat ke depan, istriku turun dari mobil dan berjalan kaki, melihat apakah mobil masih bisa lanjut atau tidak. Melihat jalan yang semakin ekstrim, maka kami putuskan untuk putar arah saja. Dalam benak kami tidak mungkin daerah wisata jalannya seperti ini. karena kalau dari cerita kawan-kawan mobil dapat masuk sampai lokasi air terjunnya. Ketika akan balik arah, ada remaja yang akan menuju ke atas. dan memang arah kami ke SADAP sudah benar, akan tetapi ketika kami bertanya apakah mobil bisa ke sana, mereka menyatakan tidak bisa. Dan kebayang kalau harus jalan kaki 4,5 KM dan meninggalkan kendaraan disini. Kami menanyakan kemanakah rute air terjun yang bisa mobil masuk. Mereka mengatakan putar arah saja, lewat perlang.

Yah... akhirnya kami putuskan untuk balik arah, dan kebayang lagi medan sulit tadi.... Gumpalan tanah merah membuat lingkar ban menjadi besar, karena daerah ini baru turun hujan. Medan yang berat buat my KAREMON (nama untuk karimun wagon R saya).

Ketika menuju jalan keluar, melihat lagi ke arah maps tadi, kembali diarahkan masuk melewati jalan TB 27. Dan rasanya gak mungkin juga melihat yang kami lewati ini masih medan yang sama. Akhirnya putuskan keluar lagi dari jalan Belimbing, menuju ke arah timur. Di Maps dinyatakan kami membutuhkan waktu lebih lama.

Akhirnya dengan bertanya kembali ke masyarakat disekitar Desa Kulur, kami diarahkan terus saja, masih melewati 2 desa untuk menuju ke air terjun Sadap. Yah Desa Trubus, Kampung Cina kami lalui sampai masuk ke Perlang.

"Nanti kalau sudah melewati Kampung Cina, terlihat Kios. Nanti sebelum Kios, belok kanan" kata Masyarakat yang kami tanya tadi. "KIOS" ternyata sebutan SPBU oleh masyarakat sekitar. Dan benar dibelokan ini ada plang penunjuk jalan, "JALAN SADAP". Nah besar lagi harapan kami ketika melihat tanda ini. arah kami sudah benar. Jalan masuk dari simpang ini sangat bagus, baru selesai diaspal. akan tetapi ketika masuk setengah perjalanan, kembali jalan dengan tanah merah menghadang di depan kami. Akan tetapi karena ketemu penunjuk jalan ini, semangat kami menjadi mengebu-gebu. Kebayang aliran air yang jernih, bergemuruh.....
penunjuk jalan pertama ke air terjun sadap

Dalam perjalan ini terlihat kolong-kolong bekas penambangan timah dan masih ada beberapa aktivitas penambangan dengan sistem TI Rajuk. Suara mesin-mesin penghisap pasir timah bersahut-sahutan menyambut kedatangan kami. Kemudian kami disajikan dengan pemandangan indah. Hijaunya tamanan Lada punya masyarakat. Dan sepertinya memang sengaja dibuat indah, dibawahnya ditanami rerumputan dengan bunga-bunga kecil yang berwarna kuning.


Pemandangan Menuju Air Terjun Sadap


Setelah melalui perkampungan, maka nanti kita akan bertemu dengan Jalan Air Terjun. disinilah lokasi Air Terjun yang dimaksud. Yah dengan jalan yang sedikit memacu adrenalin, seperti jalan yang kami lalui pertama tadi, sampailah ke area parkir mobil. Dan sudah ada sambutan tertulis dari Mahasiwa KKN UGM Wisata Air Terjun SADAP. Alhamdullilah.... Sampai juga....
 
Pintu Gerbang Air Terjun SADAP
Dengan berjalan di tangga-tangga yang sudah dibuat untuk menuju ke tempat wisata ini, suara gemuruh air mulai terdengar. Keindahan akan hijaunya pohon-pohon lada juga memanjakan mata kami yang melihatnya. Setelah berjalan kaki sekitar + 5 menit maka sampai jugalah ke  Air Terjun SADAP. Hawa dingin, gemuruh air terjun, kicauan burung menyambut kedatangan kami... Subhanallah.... Allahuakbar....Kepenatan langsung hilang ketika menginjakkan kaki disini....



Tempat ini berada di Desa Perlang tepatnya berada di bawah kaki bukit Pading di dusun Sadap desa Perlang Kec. Lubuk Besar Kabupaten Bangka Tengah. Air terjun ini memiliki lebar 3 m dan panjang enam meter dengan kemiringan jatuhnya air sekitar 45 derajat ke dasar kolam dibawahnya, masih alami dengan suasana alam yang natural memang senantiasa memanjakan mata dan jiwa kita yang terkadang lelah dalam menjalani pekerjaan.

Air Terjun SADAP pada dasarnya merupakan air yang mengalir dari ketinggian kurang lebih 6-8 meter dengan alur air bebatuan. Adapun sumber air tersebut, konon katanya di puncak bukit terdapat danau besar yang terbentuk secara alami. Sehubungan beberapa hari ini di Bangka turun hujan yang lumayan tinggi intensitasnya, maka curahan air dari atas yang mengalir melalui batu-batu granit juga sangat besar.

Tanpa berpanjang waktu, langsung kami semua menceburkan diri ke kolam air terjun tersebut. Dingin.... bbrrrrrr..... Hati-hati ketika berjalan diatas batu-batuan yang dialiri air, karena banyak lumut-lumut mengakibatkan batuan ini menjadi licin... Karena my boy pun terpeleset... hikkksssss
bbbrrrr.... dinginnnya.....
 
Batu menyerupai Perahu Terbalik
Dengan banyaknya bebatuan yang melingkupi kaki bukit tersebut, kian menjadikan kawasan Air Terjun itu semakin terasa menyejukkan. Apalagi air yang jernih sangat menumbuhkan minat untuk mandi. Dan untuk tempat bersantai juga banyak ditemukan batu-batu yang berukuran besar dan beragam bentuk. Seperti yang saya ambil salah satu foto batu ini, menyerupai perahu yang terbalik.

Kawasan Air Terjun ini, merupakan salah satu tujuan wisata alternatif yang ramai dikunjungi masyarakat, terutama para muda mudi di Pulau Bangka. Bahkan telah ditetapkan Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah sebagai salah satu tujuan wisata dan dimasukkan dalam peta wisata daerah. Akan tetapi seperti yang saya sampaikan di awal tulisan minimnya rambu-rambu penunjuk arah ke lokasi ini menjadi PR tersendiri untuk pengembangan kawasan wisata ini. Apalagi target kita tentunya bukan hanya masyarakat lokal. Tapi tentunya semua tourist bail lokal, nasional dan internasional mau mengunjungi lokasi ini. Yang tentunya akan berdampak positif bagi perekonomian Masyarakat sekitar lokasi. Kemudian sarana seperti tempat ganti baju diatas yang pintunya sudah rusak, sehingga harus ganti baju dibawah merupakan sejumlah PR yang harus diperbaiki. 
Kemudian sampah-sampah yang ditinggalkan pengunjung, yang kurang peduli akan keindahan dalam menjaga tempat ini. Padahal rambu-rambu untuk himbauan untuk menjaga kebersihan sudah ada. Tapi diluar kekurangan itu, keindahan tempat ini dapat mengurangi rasa stress, capek, penat di sela rutinitas anda sehari-hari...

Special thanks To : Ntee Prisilia Ayu dan Keluarga

Yuk ah.... Eksplor Keindahan Bangka Belitung....
 
sumber lain: http://www.bangkatengahkab.go.id

Jumat, 30 September 2016

Wisata Alam di Hutan Lindung Namang - Hutan Pelawan

Hutan Pelawan
Cukup lama saya dan keluarga mendengar akan keindahan Hutan Pelawan. Namun baru pada kesempatan kali ini tanggal Minggu, 25 September 2016 saya dan keluarga kecilku berkesempatan mengunjungi Hutan Pelawan ini. Walaupun pada awalnya tujuan utama kami bukanlah kesini, melainkan ke acara pernikahan teman kami di Desa Kulur Koba. Namun karena masih ada waktu setelah mengunjungi resepsi tersebut, maka kami putuskan untuk melihat Hutan Pelawan yang sudah tidak asing lagi khususnya di pulau Bangka. Walaupun ada sedikit kekhawatiran, karena menurut dari beberapa teman, akses jalan di "Jembatan Merah" yang menjadi salah satu icon di Hutan Pelawan ini masih rusak (dalam perbaikan). Tapi dengan semangat yang tinggi, kami tetap menuju ke Hutan Pelawan tersebut walaupun masih menggunakan baju Batik dari kondangan tadi.
Kami memang tidak tahu persis dimana lokasi (jalan masuk) hutan wisata ini. Cuma sudah punya "ancer-ancer" kira-kira dimana masuknya. Jadi sambil membeli gorengan, istri menanyakan ke abang yang jual tersebut, dimana lokasi jalan amsuk ke Hutan Pelawan. Ternyata arah kami tepat, tinggal + 4 km lagi kata abang tersebut. Jadi bagi anda yang belum tahu lokasi ini, ketika anda dari arah Pangkalpinang sudah ketemu simpang yang menuju arah simpang katis dan ke koba (ada tugu di tengah jalan) maka anda dapat mencari informasi di sini. Atau anda dapat mencari Plang Nama Jalan "PELAWAN 2"

Berikut ini adalah cerita dan beberapa foto dari Hutan Pelawan yang kami kunjungi tersebut. Sumber tulisan dan beberapa foto ini saya ambil dari beberapa sumber yang menceritakan tentang Hutan Pelawan.


Wisata Bangka di Hutan Pelawan Namang Kabupaten Bangka Tengah - Bangka Tengah merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Secara resmi Kabupaten Bangka Tengah terbentuk pada tanggal 25 Februari 2003 berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2003. Bersama dengan itu pembentukan Kabupaten Bangka Tengah, terbentuk pula Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Barat dan Kabupaten Belitung Timur.

Kabupaten Bangka Tengah memiliki 6 Kecamatan yaitu Kecamatan Koba, Lubuk Besar, Pangkalan Baru, Desa Namang, Sungai Selan, Simpang Katis dengan total penduduk menurut data wikipedia ada 161.234 jiwa mungkin data ini akan mengalami perkembangan.

Pada Kecamatan Namang terdapat objek wisata alam yang dikelola oleh masyarakat sekitarnya. Kawasan hutan lindung tersebut luasnya hingga mencapai 152,4 Hektar (Ha) merupakan kawasan wisata alam sekaligus akan menjadi paru -paru udara khususnya pada Kabupaten Bangka Tengah.

Berbagai macam tumbuhan, serangga, kayu dan masih banyak lagi yang terdapat pada kawasan hutan lindung namang. Dalam kunjungan saya sendiri ke Hutan Lindung Namang tersebut, terdapat berbagai macam jenis pepohonan yang tumbuh dalam hutan tersebut. Tidak hanya pohon saja yang tumbuh lebat disana, berbagai kehidupan satwa, aneka spesies serangga, hewan seperti monyet pun terdapat disana.

foto Sawah di Namang (http://visitbangkabelitung.com)
Sebelum anda memasuki kawasan hutan lindung ini, mata anda akan dihiasi hamparan tumbuhan padi yang membentang. Sayangnya ketika kami melewati daerah ini hamparan padi menguningnya tidak ada lagi karena baru selesai di panen. Seandainya kami dapat melihat keindahan hamparan tanaman padi ini....Setelah hamparan hijau padi, selanjutnya anda akan melihat tanaman lada putih (sahang) yang tumbuh subur, yang memang pada saat ini masih menjadi salah satu tanaman yang banyak ditanam oleh masyarakat di Bangka karena harga komoditasnya yang sangat menjanjikan.
 
Seperti yang disampaikan oleh abang penjual gorengan tadi, ternyata masuk ke daerah ini sekitar 6 KM, dan setelah melihat ini, maka hanya kalimat syukur lah yang bisa terucap. Benar-benar kawasan yang indah. Hawa sejuk, rindangnya pohon dan senyum masyarakat menjadi salam pembuka buat kami yang datang sore itu.

Hutan Pelawan yang merupakan hutan rawa ini ditumbuhi berbagai jenis pohon, namun yang paling menonjol adalah banyaknya pohon-pohon pelawan. Pohon pelawan (Tristaniopsis merguensis Griff.) dengan batangnya berwarna merah, merupakan salah satu spesies dari famili Myrtaceae. Dulu kayu Pelawan ini dimanfaatkan masyarakat Pulau Bangka sebagai bahan bangunan, bahan pembuat kapal, ajir perkebunan lada, dan kayu api.


Berikut adalah jenis kayu yang tumbuh di Hutan Pelawan tersebut dari hasil dari survei dilokasi :
Pohon Pelawan Merah foto:visitbangkabelitung.com
  1. Kayu Pelawan (Tristania Elerata)
  2. Kayu Mengketan (Peternandra)
  3. Kayu Palempang Hitam (Adinandra Dumesa)
  4. Kayu Betur (Calephyilum)
  5. Kayu Sisil (Eugenia)
  6. Kayu Menbreribung
  7. Kayu Mentangur (Calephyilum Pulcherimum)
  8. Kayu Mesirak
  9. Kayu Idagrastoxylon
  10. Kayu Leting (Payena)
  11. Kayu Qabal (Quercus)
  12. Kayu Mahala
  13. Kayu Resak
  14. Kayu Merapin (Rodamnia Cinereajack)
dan masih banyak jenis tanaman-tanaman lain yang tumbuh subur di daerah ini.
 
Sarang Lebah Madu Pelawan
Setelah memasuki pintu masuk hutan pelawan, dan kira - kira 10 meter dari pintu masuk anda akan menjumpai sarang lebah madu pelawan yang begitu besarnya.

Terdapat tulisan no smoking area yang bertujuan untuk mengingatkan pengunjung. Karena lebah madu tidak suka dengan asap apalagi asap rokok
"KEHADIRAN ANDA KERAMAHAN KAMI, KEJAHILAN ANDA KEMARAHAN KAMI" ini rambu - rambu yang tertulis pada area lebah madu pelawan. tentunya kalau tidak ingin kena serangan madu ini maka kita harus mematuhi rambu-rambu ini.

Selanjutnya ada beberapa rambu - rambu yang harus anda patuhi untuk menjaga kelestarian hutan tersebut

Foto: Akhyari Hananto (http://www.mongabay.co.id)
Untuk menelusuri hutan ini sudah terdapat fasilitas jalan setapak, jembatan dan fasilitas lainnya. hal itu untuk mempermudah wisatawaan untuk menikmati kendahan alam dihutan tersebut. Secara infrastruktur, hutan lindung yang juga menjadi tujuan wisata ini sudah cukup baik. Pengunjung dimanjakan dengan jalan setapak berpaving dan jembatan kayu berwarna merah menyala, kontras dengan kegelapan hutan, apalagi jika cuaca mendung. Memang waktu saya kesini, ada beberapa papan pijakan jembatan yang masih dalam perbaikan (penggantian). Jembatan ini merupakan tempat yang paling sering dijadikan temat pengunjung "selfie" / foto dokumnetasi. Tidak ketinggalan saya dan keluarga pun ikut mengabadikan keindahan tempat ini.


Aliran Air di Hutan Pelawan
Sepanjang jalan mengikuti jembatan ini, banyak aliran-aliran sungai kecil yang mungkin dikarenakan beberapa hari ini di Bangka sudah mulai turun hujan. Nampak ikan-ikan kecil bermain didalam air. Melihat jernihnya air tersebut, maka mencoba untuk mencuci muka. brrrr...dinggiiiiiinnnnn

Bukan hanya kawasan wisata saja yang ditawarkan oleh wisatawan. Hutan lindung yang terdapat di kecamatan namang adalah sebagai bentuk pelestarian lingkungan yang harus kita jaga bersama dan langkah ini haruslah diajarkan kepada generasi selanjutnya, yang mana hutan lindung ini dapat dijadikan sebagai media pembelajaran alam.

Objek wisata Hutan Pelawan Namang juga satu-satunya wisata alam yang ada di Bangka Belitung, dengan ikonnya utamanya kayu Pelawan, madu pahit khas Pelawan yang berkhasiat, madu manis alam, kulat (jamur) Pelawan.

Ditambahkan objek wisata hutan pelawan Namang ini dipadukan pula dengan objek wisata agro pertanian yang mengembangkan berbagai varietas sayur mayur, buah-buahan khas daerah Bateng, padi yang menghasilkan beras merah dan lainnya.

Bunga pohon pelawan adalah sumber nektar bagi lebah hutan. Rasa madu pelawan sangat khas, agak pahit. Namun, setelah madu ditelan, rasa pahit itu hilang. Rasa pahit itu karena kandungan alkaloid yang merupakan bahan obat antara lain berkhasiat sebagai antiinfeksi sehingga manjur menjaga kekebalan tubuh dan mengatasi beragam penyakit. Pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) berupa madu pelawan telah dikembangkan pula oleh kelompok usaha produktif di kawasan hutan lindung. 
 
Salah satu pintu masuk/keluar

Pembudidayaan jamur pelawan yang tumbuh subur dapat menjadi salah satu potensi kekayaan alam dan wisata hutan di Desa Namang sehingga serbuk bunga jamur pelawan yang diserap oleh lebah dapat menghasilkan madu pahit yang menjadi madu khas Bangka Tengah. Lebah hanya terbang dari sarang mencari nektar, polen, propolis, dan air. Itulah sebabnya, madu pelawan sangat istimewa dibanding madu-madu jenis lain.

Musim panen untuk madu pelawan di kawasan hutan kalong kemungkinan besar adalah pada bulan September, Oktober, November sampai Desember saat pergantian musim, tepatnya awal bulan September karena jamur pelawan akan sangat banyak tumbuh di kawasan hutan Kalong.

Jamur yang tumbuh di sekitar pohon Pelawan. Foto : skalanews

Pakai Batik, tidak jadi masalah.....

sumber : 
beberapa / sebagian teks di ambil dari sumber-sumber sbb :
https://zonabangkabelitung.blogspot.co.id
http://visitbangkabelitung.com
http://www.mongabay.co.id