Indahnya Bangka Belitung

Indahnya Bangka Belitung

Jumat, 30 September 2016

Wisata Alam di Hutan Lindung Namang - Hutan Pelawan

Hutan Pelawan
Cukup lama saya dan keluarga mendengar akan keindahan Hutan Pelawan. Namun baru pada kesempatan kali ini tanggal Minggu, 25 September 2016 saya dan keluarga kecilku berkesempatan mengunjungi Hutan Pelawan ini. Walaupun pada awalnya tujuan utama kami bukanlah kesini, melainkan ke acara pernikahan teman kami di Desa Kulur Koba. Namun karena masih ada waktu setelah mengunjungi resepsi tersebut, maka kami putuskan untuk melihat Hutan Pelawan yang sudah tidak asing lagi khususnya di pulau Bangka. Walaupun ada sedikit kekhawatiran, karena menurut dari beberapa teman, akses jalan di "Jembatan Merah" yang menjadi salah satu icon di Hutan Pelawan ini masih rusak (dalam perbaikan). Tapi dengan semangat yang tinggi, kami tetap menuju ke Hutan Pelawan tersebut walaupun masih menggunakan baju Batik dari kondangan tadi.
Kami memang tidak tahu persis dimana lokasi (jalan masuk) hutan wisata ini. Cuma sudah punya "ancer-ancer" kira-kira dimana masuknya. Jadi sambil membeli gorengan, istri menanyakan ke abang yang jual tersebut, dimana lokasi jalan amsuk ke Hutan Pelawan. Ternyata arah kami tepat, tinggal + 4 km lagi kata abang tersebut. Jadi bagi anda yang belum tahu lokasi ini, ketika anda dari arah Pangkalpinang sudah ketemu simpang yang menuju arah simpang katis dan ke koba (ada tugu di tengah jalan) maka anda dapat mencari informasi di sini. Atau anda dapat mencari Plang Nama Jalan "PELAWAN 2"

Berikut ini adalah cerita dan beberapa foto dari Hutan Pelawan yang kami kunjungi tersebut. Sumber tulisan dan beberapa foto ini saya ambil dari beberapa sumber yang menceritakan tentang Hutan Pelawan.


Wisata Bangka di Hutan Pelawan Namang Kabupaten Bangka Tengah - Bangka Tengah merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Secara resmi Kabupaten Bangka Tengah terbentuk pada tanggal 25 Februari 2003 berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2003. Bersama dengan itu pembentukan Kabupaten Bangka Tengah, terbentuk pula Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Barat dan Kabupaten Belitung Timur.

Kabupaten Bangka Tengah memiliki 6 Kecamatan yaitu Kecamatan Koba, Lubuk Besar, Pangkalan Baru, Desa Namang, Sungai Selan, Simpang Katis dengan total penduduk menurut data wikipedia ada 161.234 jiwa mungkin data ini akan mengalami perkembangan.

Pada Kecamatan Namang terdapat objek wisata alam yang dikelola oleh masyarakat sekitarnya. Kawasan hutan lindung tersebut luasnya hingga mencapai 152,4 Hektar (Ha) merupakan kawasan wisata alam sekaligus akan menjadi paru -paru udara khususnya pada Kabupaten Bangka Tengah.

Berbagai macam tumbuhan, serangga, kayu dan masih banyak lagi yang terdapat pada kawasan hutan lindung namang. Dalam kunjungan saya sendiri ke Hutan Lindung Namang tersebut, terdapat berbagai macam jenis pepohonan yang tumbuh dalam hutan tersebut. Tidak hanya pohon saja yang tumbuh lebat disana, berbagai kehidupan satwa, aneka spesies serangga, hewan seperti monyet pun terdapat disana.

foto Sawah di Namang (http://visitbangkabelitung.com)
Sebelum anda memasuki kawasan hutan lindung ini, mata anda akan dihiasi hamparan tumbuhan padi yang membentang. Sayangnya ketika kami melewati daerah ini hamparan padi menguningnya tidak ada lagi karena baru selesai di panen. Seandainya kami dapat melihat keindahan hamparan tanaman padi ini....Setelah hamparan hijau padi, selanjutnya anda akan melihat tanaman lada putih (sahang) yang tumbuh subur, yang memang pada saat ini masih menjadi salah satu tanaman yang banyak ditanam oleh masyarakat di Bangka karena harga komoditasnya yang sangat menjanjikan.
 
Seperti yang disampaikan oleh abang penjual gorengan tadi, ternyata masuk ke daerah ini sekitar 6 KM, dan setelah melihat ini, maka hanya kalimat syukur lah yang bisa terucap. Benar-benar kawasan yang indah. Hawa sejuk, rindangnya pohon dan senyum masyarakat menjadi salam pembuka buat kami yang datang sore itu.

Hutan Pelawan yang merupakan hutan rawa ini ditumbuhi berbagai jenis pohon, namun yang paling menonjol adalah banyaknya pohon-pohon pelawan. Pohon pelawan (Tristaniopsis merguensis Griff.) dengan batangnya berwarna merah, merupakan salah satu spesies dari famili Myrtaceae. Dulu kayu Pelawan ini dimanfaatkan masyarakat Pulau Bangka sebagai bahan bangunan, bahan pembuat kapal, ajir perkebunan lada, dan kayu api.


Berikut adalah jenis kayu yang tumbuh di Hutan Pelawan tersebut dari hasil dari survei dilokasi :
Pohon Pelawan Merah foto:visitbangkabelitung.com
  1. Kayu Pelawan (Tristania Elerata)
  2. Kayu Mengketan (Peternandra)
  3. Kayu Palempang Hitam (Adinandra Dumesa)
  4. Kayu Betur (Calephyilum)
  5. Kayu Sisil (Eugenia)
  6. Kayu Menbreribung
  7. Kayu Mentangur (Calephyilum Pulcherimum)
  8. Kayu Mesirak
  9. Kayu Idagrastoxylon
  10. Kayu Leting (Payena)
  11. Kayu Qabal (Quercus)
  12. Kayu Mahala
  13. Kayu Resak
  14. Kayu Merapin (Rodamnia Cinereajack)
dan masih banyak jenis tanaman-tanaman lain yang tumbuh subur di daerah ini.
 
Sarang Lebah Madu Pelawan
Setelah memasuki pintu masuk hutan pelawan, dan kira - kira 10 meter dari pintu masuk anda akan menjumpai sarang lebah madu pelawan yang begitu besarnya.

Terdapat tulisan no smoking area yang bertujuan untuk mengingatkan pengunjung. Karena lebah madu tidak suka dengan asap apalagi asap rokok
"KEHADIRAN ANDA KERAMAHAN KAMI, KEJAHILAN ANDA KEMARAHAN KAMI" ini rambu - rambu yang tertulis pada area lebah madu pelawan. tentunya kalau tidak ingin kena serangan madu ini maka kita harus mematuhi rambu-rambu ini.

Selanjutnya ada beberapa rambu - rambu yang harus anda patuhi untuk menjaga kelestarian hutan tersebut

Foto: Akhyari Hananto (http://www.mongabay.co.id)
Untuk menelusuri hutan ini sudah terdapat fasilitas jalan setapak, jembatan dan fasilitas lainnya. hal itu untuk mempermudah wisatawaan untuk menikmati kendahan alam dihutan tersebut. Secara infrastruktur, hutan lindung yang juga menjadi tujuan wisata ini sudah cukup baik. Pengunjung dimanjakan dengan jalan setapak berpaving dan jembatan kayu berwarna merah menyala, kontras dengan kegelapan hutan, apalagi jika cuaca mendung. Memang waktu saya kesini, ada beberapa papan pijakan jembatan yang masih dalam perbaikan (penggantian). Jembatan ini merupakan tempat yang paling sering dijadikan temat pengunjung "selfie" / foto dokumnetasi. Tidak ketinggalan saya dan keluarga pun ikut mengabadikan keindahan tempat ini.


Aliran Air di Hutan Pelawan
Sepanjang jalan mengikuti jembatan ini, banyak aliran-aliran sungai kecil yang mungkin dikarenakan beberapa hari ini di Bangka sudah mulai turun hujan. Nampak ikan-ikan kecil bermain didalam air. Melihat jernihnya air tersebut, maka mencoba untuk mencuci muka. brrrr...dinggiiiiiinnnnn

Bukan hanya kawasan wisata saja yang ditawarkan oleh wisatawan. Hutan lindung yang terdapat di kecamatan namang adalah sebagai bentuk pelestarian lingkungan yang harus kita jaga bersama dan langkah ini haruslah diajarkan kepada generasi selanjutnya, yang mana hutan lindung ini dapat dijadikan sebagai media pembelajaran alam.

Objek wisata Hutan Pelawan Namang juga satu-satunya wisata alam yang ada di Bangka Belitung, dengan ikonnya utamanya kayu Pelawan, madu pahit khas Pelawan yang berkhasiat, madu manis alam, kulat (jamur) Pelawan.

Ditambahkan objek wisata hutan pelawan Namang ini dipadukan pula dengan objek wisata agro pertanian yang mengembangkan berbagai varietas sayur mayur, buah-buahan khas daerah Bateng, padi yang menghasilkan beras merah dan lainnya.

Bunga pohon pelawan adalah sumber nektar bagi lebah hutan. Rasa madu pelawan sangat khas, agak pahit. Namun, setelah madu ditelan, rasa pahit itu hilang. Rasa pahit itu karena kandungan alkaloid yang merupakan bahan obat antara lain berkhasiat sebagai antiinfeksi sehingga manjur menjaga kekebalan tubuh dan mengatasi beragam penyakit. Pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) berupa madu pelawan telah dikembangkan pula oleh kelompok usaha produktif di kawasan hutan lindung. 
 
Salah satu pintu masuk/keluar

Pembudidayaan jamur pelawan yang tumbuh subur dapat menjadi salah satu potensi kekayaan alam dan wisata hutan di Desa Namang sehingga serbuk bunga jamur pelawan yang diserap oleh lebah dapat menghasilkan madu pahit yang menjadi madu khas Bangka Tengah. Lebah hanya terbang dari sarang mencari nektar, polen, propolis, dan air. Itulah sebabnya, madu pelawan sangat istimewa dibanding madu-madu jenis lain.

Musim panen untuk madu pelawan di kawasan hutan kalong kemungkinan besar adalah pada bulan September, Oktober, November sampai Desember saat pergantian musim, tepatnya awal bulan September karena jamur pelawan akan sangat banyak tumbuh di kawasan hutan Kalong.

Jamur yang tumbuh di sekitar pohon Pelawan. Foto : skalanews

Pakai Batik, tidak jadi masalah.....

sumber : 
beberapa / sebagian teks di ambil dari sumber-sumber sbb :
https://zonabangkabelitung.blogspot.co.id
http://visitbangkabelitung.com
http://www.mongabay.co.id 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar