Pintu Gerbang Pha Kak Liang |
Sebelum mendarat di Bandar Udara Depati Amir di Pangkalpinang, para
pelancong biasanya disajikan dengan pemandangan 'tak sedap' yakni tanah
menganga bekas galian tambang timah yang terbengkalai. Orang di Pulau
Bangka menyebutnya 'kolong'. Lubang-lubang bekas galian tersebut berisi
air berwarna hijau, biru, atau campuran antara keduanya.
Nah, di utara Pulau Bangka, tepatnya di daerah kota tua Belinyu, ada
lahan bekas tambang yang disulap menjadi sebuah kelenteng. Adalah Pha
Kak Liang, nama kelenteng bergaya Tiongkok yang sekarang menjadi salah
satu destinasi wisata di Bangka Utara.
Pha Kak Liang bisa dijadikan sebagai salah satu destinasi alternatif
bila hendak berlibur ke Pulau Bangka, selain pantai yang memang
bertebaran di setiap sudut pulau penghasil lada ini. Bentuk bangunan
yang unik, menyerupai bangunan ala Tiongkok, membuat Pha Kak Liang
tampak berbeda dengan kelenteng lain pada lazimnya. Berada di lokasi
wisata ini, nuansa Tiongkok memang kental terasa. Hanya saja, jangan
salah, ini asli di Pulau Bangka.
Pha Kak Liang terletak di Desa Kuto Panji, Kecamatan Belinyu.
Letaknya sekitar 2 kilometer dari pusat kota kecil Belinyu, atau sekitar
50 kilometer dari Sungailiat, ibukota Kabupaten Bangka (Induk) yang
berjarah sekitar 40 kilometer dari Pangkalpinang.
Selain bentuknya yang unik karena menyerupai bangunan yang ada di
Negeri Tirai Bambu, daya tarik taman wisata ini adalah ikan air tawar
ukuran raksasa yang bisa dilihat di bawah kelenteng. Sayangnya, musim
kemarau panjang di penghujung tahun 2015 lalu, membuat banyak ikan mati
akibat air yang mengering. Sekarang, pihak Pha Kak Liang berencana
memperbaiki salah satu destinasi andalan wisata Pulau Bangka ini.
Memberi makan ikan menjadi daya tarik wisata di pha kak liang |
Di Pulau Bangka, Belinyu merupakan salah satu daerah yang dihuni oleh
begitu banyak warga etnis Tionghoa. Tak heran, di kota kecil yang
terkenal dengan otak-otak ini berdiri punya banyak tempat ibadah umat
Kong Hu Cu. Sekalipun demikian, masyarakat disini hidup saling
berdampingan, termasuk dengan masyarakat Melayu yang tak lain merupakan
penduduk mayoritas di Pulau Bangka. Tak heran, Pulau Bangka
disebut-sebut sebagai salah satu contoh baik dalam hal kerukunan umat
beragama di Indonesia. Semoga hal ini tetap berlangsung sampai kapan
pun.
Sebagai bentuk keseriusan dalam mengembangkan sektor pariwisata,
Pemerintah Kabupaten Bangka (Induk) sudah menyiapkan dana sebesar Rp 3,5
miliar untuk melapisi jalan menuru Pha Kak Liang dengan aspal hotmix.
Selama ini, wisatawan yang ingin menyaksikan keunikan Pha Kak
Liang,harus melewati jalan yang masih berupa tanah merah.
Padahal, Pha Kak Liang merupakan salah satu objek wisatan andalan di
bagian utara Pulau Bangka yang menarik banyak wisatawan untuk datang.
Semoga langkah Pemerintah Kabupaten Bangka (Induk) ini diikuti oleh
daerah lain di Indonesia, terutama di lingkungan Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung, demi pariwisata Indonesia yang lebih baik.
sumber : http://travel.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar